Rabu, 28 November 2012

Raksasa Dari Jogja



"Tidak semua rasa sakit berarti pengkhianatan" .Bianca tertegun.Ucapan Gabriel seperti tamparan yang menyadarkannya dari tidur panjang. "Apa gunanya rasa sakit dalam mencintai?". Gabriel menatap mata Bianca mantap. Mata itu mencairkan hati Bianca yang telah lama beku."Untuk tahu arti bahagia yang sebenarnya.Bahagia ada karena kita tahu rasa sakit".

Bianca tak ingin mengenal cinta.Baginya cinta merupakan suatu momok yang menakutkan yang bakal menghancurkan hidupnya. Mencoba lari dari berbagai realitas kehidupan yang membuatnya terpuruk,Bianca mencari kehidupan baru di Jogjakarta. Dan disanalah Ia bertemu seorang "monster" berhati malaikat. Akankah Bianca mulai melupakan bekas luka di hatinya?.

Cinta gak selamanya mulus. Terkadang kita harus belajar menerima rasa sakit dari cinta itu untuk belajar dan memahami apa sesungguhnya makna dibalik rasa sakit. Novel ini cukup menyenangkan dibaca di waktu luang. Apalagi saat kita bernostalgia dengan masa-masa peralihan SMA. Dari novel ini kita diajak bersudut pandang sebagai anak akhir SMA,awal kuliah. Pertengkaran antar sahabat yang membuat kita mengenang masa-masa SMA,mungkin setelah dewasa kita akan tertawa mengingat hal itu. Bertengkar dengan sahabat atas alasan yang terkadang blur. Namun di masa SMA itu alasan itu terlalu tabu untuk membuat kita tidak marah. 
Novel ini cukup menyenangkan bagiku. Temanya sederhana dan dikembangkan secara luas. Bahasanya mudah dipahami. Beberapa yang mungkin perlu diperdalam dari novel ini adalah chemistry antar tokohnya. Ikatan emosionalnya kurang terasa. Scene satu dengan scene lain membutuhkan kesinambungan agar pembaca tidak terlalu bosan. But,at least I really enjoy this story. Just speak my mind. ^_^



*Diikutsertakan dalam 2012 End of Year Book Contest
Photobucket
 

2 komentar:

  1. Bukunya uda jadi wishlisku sejak pertama kali diterbitkan.. hehe. Jadi makin pengen baca deh :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. seru bukunya,. :-D.. Aku jdi nostalgia masa SMA,. Selamat membaca.

      Hapus