Jumat, 08 Februari 2013

Montase


Judul: Montase.
Penulis: Windry Ramadhina.
Penerbit: Gagas Media. 
Jumlah Halaman: 357 halaman.


"...Aku cenderung memilih melakukan apa yang kusuka saja. Walaupun setelah itu aku akan mendapat banyak masalah."
-Rayyi-

"Selalu ada impian yang lebih besar dari impian lain,kan? Bagimu, impian itu adalah menjadi pembuat film dokumenter. Bagiku, Okaasan dan Outosan adalah yang paling penting..."
-Haru-


Membuat film dokumenter sekelas The Man with A Movie Camera karya Dziga Vertov adalah impian Rayyi, seorang mahasiswa IKJ di perminatan produksi. Namun, hal itu sulit diwujudkan setelah film buatannya tidak memenangkan kompetisi yang diadakan oleh Greanpeace. Film buatan Rayyi kalah hanya karena sakura. Ya. Film sakura yang dibuat oleh Haru Enomoto, mahasiswa Jepang yang sedang belajar di IKJ. Apa bagusnya bunga sakura?. Hanya bunga berwarna merah muda yang punya waktu hidup pendek. Kekalahan tersebut membuat Rayyi sangat kecewa dan tentu saja membuatnya membenci Haru. Pada satu mata kuliah, dosen membuat Rayyi dan Haru menjadi teman kelompok. Mau tak mau Rayyi harus bekerjasama dengan Haru selama satu smester ke depan. Dewi fortuna memang tak memberi keberuntungan pada Rayyi. Lambat laun Rayyi mulai menyadari bahwa Haru telah menjadi Papaver Somniferum-nya. Ternyata Haru tak sejelek yang Rayyi pikirkan. Seorang Haru mampu belajar menyukai apa yang ia jalani sekarang meski ia tak menginginkan hal tersebut. Tidak seperti dirinya. 
Impian Rayyi membuat film dokumenter semakin mengebu, saat Samuel Hardi, sineas genius di perfilman dokumenter, menjadi dosen tamu di IKJ. Bersama-sama Haru, Rayyi mencoba merangkai kembali impiannya dan membuat hal tersebut jadi kenyataan. Namun, masih ada tembok besar bernama Irianto Karnaya. Akankah Rayyi menggapai mimpinya? Apa makna sebenarnya sakura di film dokumenter yang dibuat oleh Haru? Bagaimana kelanjutan kisah mereka?. Happy Reading :D



Novel Windry Ramadhina kedua yang aku baca setelah Memori . Dari kedua novel tersebut penulis mengambil sudut pandang orang pertama. Pembaca diajak menjadi tokoh utama yang menjadi pusat dari cerita. Kelebihan dari sudut pandang ini, membuat pembaca lebih memaknai isi novel karena seolah-olah dia yang mengalami hal tersebut. Dari mulai perasaan senang, sedih, gelisah si tokoh dikemas apik dan gak tanggung-tanggung. Artinya tidak terputus hanya pada satu tokoh saja. Dari segi setting, penulis menjelaskan secara terperinci. Di kedua novel yang aku baca keduanya berpusat pada impian dan keluarga, dimana terkadang keduanya bertentangan, tapi terkadang justru menguatkan. Kisah Rayyi dan Haru membuat aku terharu. Ah,andai saja..
4/5 bintang untuk novel ini. ^_^.

2 komentar: