Jumat, 20 Juni 2014

Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1990


Judul: Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1990
Penulis:
Penerbit: DAR! Mizan
Genre: Fiksi
Jumlah Halaman: 332 halaman
Tahun Terbit: 2014
ISBN: 9786027870413

"Milea, kamu cantik, tapi aku belum mencintaimu. Enggak tahu kalau sore. Tunggu aja."
-Dilan-
"Aku ingin pacaran dengan orang yang dia tahu hal yang aku sukai tanpa perlu kuberitahu, yang membuktikan kepadaku bahwa cinta itu ada tetapi bukan oleh apa yang dikatakannya melainkan oleh sikap dan perbuatannya"
-Milea-

Bandung tahun 1990 menoreh kenangan indah tersendiri bagi Milea Adnan Hussain. Lia, nama panggilan Milea, malam itu mengingat kisahnya tentang seorang cowok yang membuat kenangan indah di masa SMA di 1990. Cowok itu bernama Dilan. Milea bertemu Dilan di Jalan Milea (jalan itu dinamai sama Dilan), awalnya Milea gak suka dan takut dengan sikap Dilan yang tiba-tiba bertanya pada perjumpaan awal mereka. Belum lagi, dengan sok tahunya Dilan coba-coba meramal (yang padahal itu gaya merayunya Dilan^^). 
"Kamu Milea, ya?"
"Eh?" kutoleh lagi dirinya, memastikan barangkali aku kenal.
Nyatanya tidak, lalu kujawab:
"Iya."
"Boleh gak aku ramal?"
"Ramal?" Aku langsung heran dengan pertanyaany. Kok, meramal? Kok, bukan kenalan?
"Iya," katanya. "Aku ramal, nanti kita akan bertemu kantin".


Dari sana, Milea mulai penasaran dengan sosok Dilan yang unik. Begitu juga Dilan yang tak henti-hentinya menggoda dan merayu Milea dengan cara yang berbeda. Unik dan romantis. Sayangnya, saat itu Milea sudah punya pacar di Jakarta, Ben. Iya, Milea merupakan murid pindahan dari Jakarta ke Bandung. Milea sebenarnya mulai jatuh cinta sama Dilan ini, tapi bingung juga dengan Ben. Sepertinya Tuhan menunjukkan Milea jalan. Saat ada acara di Jakarta, Milea mulai tidak tahan dengan sikap Ben yang posesif dan pencemburu. Sebenarnya dari dulu Ben seperti itu. Hanya saat itulah, Milea merasa Ben mulai keterlaluan. Akhirnya meraka putus dan jalan Milea bersama Dilan terbuka panjang. Pernah suatu ketika saat Milea ulang tahun, Dilan mengirimkan kado yang benar-benar tak terduga. Tak ada yang bakal menyamai apa yang Dilan beri pada Milea^^. Kisah mereka unik, silahkan baca di Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1990, ya ^^



JUJUR AWALNYA SAYA SANGAT TIDAK TERTARIK DENGAN NOVEL INI. Kenapa?. Awalnya saya menganggap ini novel genre teenlit, saya sudah lama tidak baca genre satu ini. Pastinya cerita anak SMA lagi. Pastinya klise lagi. Dan saat novel ini keluar, saya sudah panas telinga dengan nama Dilan. Alasannya, drama yang lagi saya tonton saat itu memiliki tokoh utama Dylan dan tokoh ini sangat sangat baik. Saking sangat baiknya, ini tokoh beberapa kali disakiti dan dibohongi tetap aja baik. Beneran, kayaknya gak bakal ada yang kayak gini di dunia nyata. TAPI, rasa penasaran dengan riviu teman-teman di gudrits membuat saya tidak tahan untuk beli buku satu ini. Ya, setidaknya kalau saya punya buku ini dan tidak suka, saya bisa memberikannya pada sepupu saya yang hobi baca genre ini. Akhirnya, saya beli buku ini. Sore kemarin baru sampai kosan. Malas ah, masih banyak buku yang belum dibaca. TAPI, sampul dan riviunya teman-teman memang membuat penasaran. Jam 2 malam aku baca ini. Tebak apa yang terjadi selama baca ini?. Saya tidak bisa menahan senyum. Tidak bisa berhenti ketawa. Tidak ingin berhenti membaca. AKHIRNYA, SAYA SUKA SEKALI DENGAN NOVEL INI. Sudahlah curhatnya^^, bentarr. Apa yang saya suka? ini novel bikin saya senyum-senyum sendiri dan meleleh dengan sikap romantis Dilan terhadap Milea. Berasa jadi Milea (ditimpug fans Milea^^).
Well, dari alur ini merupakan kisah masa lalu. Jadi alurnya mundur dari saat si Milea bercerita. Memakai sudut pandang pertama dengan Milea sebagai si aku. Gaya bercerita si penulis yang ringan bercerita sebagai "aku" membuat saya benar-benar meresapi isi ceritanya. Saya tidak menyangka saat saya menghabiskan buku ini , ternyata saya sudah ketagihan dengan rayuannya Dilan. Yah, sudah habis. Gaya bahasanya juga tidak kaku, mengalir. Dialog-dialognya juga ringan. Hebatnya, meski tidak ada konflik yang berat, novel ini tetap menarik dengan konflik ringan dan guyonan-guyonan khas Dilan tidak pernah garing. Penulis mampu menunjukkan bahwa novel dengan gaya ringan seperti ini tetap dapat dinikmati dan tidak bikin bosan. Dari penokohan, si penulis sukses menampilkan sosok Dilan yang walaupun anggota geng motor tapi memiliki sisi positif yang bisa mengalahkan status geng motornya. Sosok Milea yang awalnya juga jual mahal mulai luluh karena sikap Dilan. Meski, awalnya saya gak suka dengan Milea yang mulai suka sama Dilan padahal saat itu ia masih jadian sama pacarnya, Ben. Tapi setelah tahu sifat Ben yang ternyata jahat juga, saya sih setuju saja Dilan dengan Milea. Dari novel ini juga, pembaca bisa tahu suasana Bandung tahun 1990 yang ternyata masih asri jauh dari kebisingan kendaraan seperti saat ini. Tahun itu juga BIP (Bandung Indah Plaza-salah satu mall besar di Bandung saat ini) baru dibuka. Pembaca bakal diajak berkeliling Bandung dari Buah Batu sampai Cijerah. Keren!. Dari novel ini juga, budaya geng motor dahulu beda dengan geng motor zaman sekarang. Dahulu, geng motor masih hal lumrah dan masih ada tata-tertibnya geng motor. Pokoknya, bakal ngulik Bandung dan suasananya di 1990. AKU REKOMENDASIKAN NOVEL INI BUAT KAMU! ^^. Sssssssttttt, jangan jatuh cinta sama Dilan ya, kan punya Milea^^.
Keep reading for rest of your life :)

Rating: 4/5
 

4 komentar:

  1. Wah, tapi kakak malah menggodaku untuk tertarik pada Dilan :P
    Pengen baca >,<

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangan Kakak, nanti Milea marah lho hihihi^^

      Hapus
  2. hahaha..another siro..
    panggilan aku juga siro wkwkwkwk..
    samasama suka dilan :)))

    BalasHapus