Rabu, 01 April 2015

Playing Around with Romance: Your Very First Romance Book + Giveaway Hop


Selamat pagi semuanya! Kabar gembira untuk kita semua (muncul jingle iklan itu), blog Review Siro siap bermain-main dengan genre romance. Hore! Mari merapat ke sini untuk kamu yang suka dengan genre satu ini. Selama 14 hari non-stop, grup romance akan memposting segala hal yang berbau romance. Mulai dari novel romance pertama sampai dengan buku-buku subgenre romance. Kegiatan ini tentu saja berhubungan dengan si Bebi yang akan menginjak umur 4 tahun. Dan yang pasti teman-teman juga bisa mengikuti giveaway yang diadakan dari semua grup genre. Tidak hanya genre romance. Akan ada banyak buku yang dapat kamu peroleh kalau kamu beruntung. Jadi, tetap pantengin terus blog para anggota BBI.
Hari pertama dan tanggal pertama di bulan April 2015, tema yang dipilih oleh grup romance adalah Your Very First Romance Book. Buku romance pertamamu. Buku yang mengenalkan pada genre romance. Buku yang menjadi titik awal dirimu menyukai genre ini. Untuk diriku sendiri rasanya lupa-lupa ingat buku yang mana yang menjadi lahapan pertama. Namun, untuk buku romance yang pertama kali dibaca, aku masih mengingat beberapa judul tersebut. Beberapa? Ya, karena ternyata tidak hanya satu buku yang membuat aku mulai jatuh cinta dengan genre romance. Dan ada beberapa fase/waktu yang mengelompokkan buku ini.

Fase Pertama


Dulu aku menyukai membaca buku detektif dan misteri. Hobi membaca secara intensif muncul saat aku berada di sekolah menengah pertama, sayangnya karena aku tinggal di asrama, sulit mendapatkan buku bacaan satu ini. Namun, tanteku yang baik hati sering mengirimkan buku-buku bacaan ke asrama (makasih, tante!). Alhasil, aku masih tetap bisa membaca. Suatu saat aku menemukan potongan koran Republika yang memuat cerita cikal bakal dari buku Ayat-ayat Cinta. Ya, Ayat-ayat Cinta adalah novel romance pertamaku. Selidik punya selidik ternyata novel ini telah diterbitkan dan menjadi best seller saat itu. Namun, lagi-lagi karena terkendala asrama, aku sama sekali tidak tahu perkembangan dunia perbukuan Indonesia. Dan dari tanteku juga yang nyatanya mempunyai novel ini, aku berhasil membaca dan menamatkan Ayat-ayat Cinta selama 3 hari. 
Rasanya dulu masih ingat betapa fenomenalnya novel ini karena sosok Fahri sebagai laki-laki alim yang sempurna, Aisha yang cantik, sholehah, dan kaya serta Maria yang memiliki kasih tak sampai. Kisah cinta Fahri dan Aisha layaknya di negeri dongeng dan dambaan setiap orang. Bayangkan saja, dirimu merantau di tanah orang dengan niat menuntut ilmu. Lalu karena sifat dan tingkah lakumu yang baik, seseorang menjodohkanmu dengan wanita yang tak dikenal sama sekali. Namun, memiliki bebet, bobot, dan bibit yang sempurna. Dirimu juga dicintai secara diam-diam oleh perempuan yang baik hati. Rasanya novel ini sempurna saat itu. Untuk diri mudaku yang masih naif dan terkukung di satu tempat, rasanya wajar saja ada sosok Fahri dan Aisha yang sempurna. Baru saat memasuki sekolah menengah atas, aku paham bahwa sosok Fahri terlalu sempurna dan agaknya mustahil untuk ditemukan. Tapi toh dunia in penuh dengan probabilitas. Kemungkinan Fahri itu ada tapi hanya dengan presentase kecil. Hal ini juga yang membuatku memahami bahwa tokoh dalam karya fiksi juga harus mengandung ketidaksempurnaan. Agar jalan cerita tak monoton. Aku tidak mengatakan aku tidak menyukai buku Ayat-ayat Cinta, Ayat-ayat Cinta akan selalu jadi buku pertamaku. Hanya saja karena semakin banyak buku yang mulai aku baca, semakin banyak perbandingan buku yang aku buat. Juga semakin banyak aku belajar..          

 
 


Setelah membaca buku romance bernuansa islami, aku kembali mencoba membaca buku romance. Dan buku selanjutnya adalah Ungu Violet. Awalnya aku menonton cuplikan film ini di televisi. Juga aku jatuh cinta dengan soundtrak yang dibawakan oleh Padi khusus untuk lagu ini. Menanti sebuah jawaban. Buku ini bercerita tentang Lando yang ditinggalkan oleh pacarnya bertemu dengan Kalin yang dirubah Lando dari seorang petugas tiket busway menjadi seorang top model. Jika dulu pacar Lando yang meninggalkannya karena Lando yang menderita sakit, kali ini Lando yang pergi ketika ia mulai mencintai kalin. Ia takut hal yang sama terjadi. Ia takut ditinggalkan. Di sini awalnya aku menemukan kisah romance yang tidak berakhir bahagia justru menggantung. Aku menyukai nuansa syahdu dari Ungu Violet.

Fase Kedua 



Aku pernah vakum dari membaca romance bahkan dari membaca buku. Hampir selama dua tahun setelah terakhir kali membaca Ungu Violet. Kemudian seorang teman mengenalkanku pada buku Lukisan Hujan karya Sitta Karina. Dan buku ini yang menjadi pertama untuk keduaku dengan romance (bingung, kan?). Intinya Lukisan Hujan yang membawaku kembali berkenalan dengan romance. Kisah Sisy dan Diaz yang dibaca saat sekolah menengah atas, berkesan manis dan diimpikan anak SMA. Maksudnya, ya saat masa-masa puber dan mengenal cinta monyet, rasanya manis bila ada katakanlah kakat kelas menyukaimu. Ya, cerita Sisy dan Diaz tidak persis seperti itu. tapi kesan dari Sisy sebagai anak SMA yang manis berbekas bagiku. Cerita ini tentang Diaz dan Sisy yang berawal dari hubungan kakak-adik berubah menjadi sepasang kekasih. Yang menariknya, Diaz ini memiliki keluarga besar yang kaya dan keturunan Latin. Hampir semua buku klan Hanafiah sudah aku baca. Dan Lukisan Hujan sebagai penanda aku jatuh cinta kedua kalinya dengan romance.
Nah itu dia ceritaku tentang My Very First Romance Book. Bagaimana denganmu? Buku romance apa yang pertama kali kamu baca?

Posting Playing Around with Romance


Spring of Love Giveaway Hop


Agar ultah Bebi ini semakin meriah, aku akan menghadiahkan dua buku dari genre romance, yaitu chicklit dan time travel romance. Buku apa itu?

Time After Time karya Aditia Yudis dan Where Rainbows End karya Cecelia Ahern


Tertarik untuk ikut?
Cek dulu beberapa aturannya:
1. Sudah follow blog Review Siro? Baik melalui GFC atau Bloglovin?
2. Domisili Indonesia
3. Dan isi GA-nya adalah setiap kali aku posting mengenai Playing Around with Romance akan ada satu pertanyaan yang harus peserta jawab di kolom komentar. Tenang, pertanyaannya mudah kok dan masih mengenai romance.
4. Peserta harus menjawab seluruh pertanyaannya. Artinya jika ada muncul tiga pertanyaan dalam tiga kali potingan, maka peserta wajib menjawabnya. Tak boleh satu pun tertinggal. Oleh karenanya, pantengin terus blog ini.  
4. Peserta wajib menjawab pertanyaan tersebut di kolom komentar postingan hari itu dengan format:
    Nama:
    Email:
    Jawaban:
5. Setiap peserta diharapkan menyemarakkan Playing Around with Romance dalam rangka Ultah BBI dengan membagikan berita ini lewat twitter dan facebook. Kamu juga bisa mention ke Siro di @raindropsiro atau ditag di facebook Siti Robiah Adawiyah. Satu pertanyaan hanya boleh satu kali mention atau tag. Artinya, jika hari ini Siro memberimu satu pertanyaan dan kamu ikut membagikan kabar GA/Palying Around with Romance, kamu hanya boleh satu kali mention dan tag.
6. Satu pertanyaan akan berakhir pada saat pertanyaan selanjutnya muncul. Batas pertanyaan tersebut boleh dijawab hanya sampai postingan kedua muncul. Artinya jika kamu melewatkan menjawab pertanyaan pertama karena waktu habis, kamu gak bisa jawab pertanyaan kedua. Kalau pun menjawab, tetap kamu kehilangan satu pertanyaan.   Karena banyak protes tertinggal pertanyaan kedua dan karena postingku yang cukup telat juga, sekarang peraturannya menjadi: Peserta harus menjawab di setiap pertanyaan yang muncul di Playing Around with Romance di blog Review Siro. Peserta yang ikut sampai pertanyaan terakhir yang akan mempunyai kesempatan besar untuk memenangkan GA ini. Tak ada batas menjawab pertanyaan, asalkan sebelum tanggal berakhirnya GA.  
6. Siro tidak akan memberitahukan tanggal berapa Siro akan posting dan tentang apa, hanya saja waktu untuk pengumuman pemenang GA Playing Around with Romance tanggal 15 April 2015. Artinya, batas akhir untuk menjawab pertanyaan terakhir adalah tanggal 13 April 2015 (aku butuh satu hari ya untuk memilih pemenangnya). Jadi tetap pantengin blog ini (*sok misterius* ^^)

Pertanyaan hari ini adalah:
Apa buku romance pertamamu? Bagaimana kesanmu mengenai buku itu saat itu? 
Pertanyaan kedua:
di sini

Kamu juga bisa ikut GA lainnya dalam grup Palying Around with Romance, banyak hadiah menarik lho!
Ini dia link untuk GA lainnya
   



38 komentar:

  1. Nama: Zuhelviyani Zainuddin
    Email: zuhelviyani@gmail.com
    Jawaban:
    1. Buku romance pertamaku adalaaaah.. The Truth about Forever-nya - Orizuka! Buku itu aku beli saat masih SMP dan masih cover yang hijau. Setelah nanya berulang-ulang kali ke toko buku di kampung (waktu itu SMP masih di kampung) akhirnya dipesankan sama pemilik tokonya khusus buat aku. Hihi. Senangnyaaa..
    Kesannya.. aku jadi suka gaya menulis Orizuka. Bikin aku ketawa-ketawa sendiri, sedih sendiri. Oh iya, ini juga buku pertama yang bikin aku nangis. Huhu. Tapi semenjak aku baca buku ini, aku jadi suka sama romance yang sad ending. Sekarang bukunya masih ada, tapi udah agak lapuk karena sering dipinjam temen. Huhu..
    Terima kasih GA-nya, Kak.. Sukses terus, ya! :D

    Link share: https://twitter.com/evizaid/status/583137636841222144

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga suka karya Orizuka ;). Tapi masih belum kesampaian baca yg Audy. makasih ya udah ikut GA

      Hapus
    2. Aku udah baca yang Audy4R dan baguuuuus banget, Kak. Baca juga, ya, Kak. ^^b

      Hapus
  2. Nama: Aya Murning
    Email: ayamurning@gmail.com

    Jawaban:
    "Translova: Chatting Cinta Rara Mendut" karya Dianita Mie. Kesanku terhadap buku ini saat itu adalah... seru! Kenapa? Karena buku ini ngingetin sama sinetron Lorong Waktu yang diperankan Deddy Mizwar yang dulu itu, lho! Tokoh utamanya bisa ke mana dan ke jaman apa saja melewati sebuah alat canggih yang diciptakan si kakek. Dan ternyata pilihannya adalah ke jaman baheula saat Rara Mendut dan Pranacitra masih hidup dengan misi ingin menyatukan cinta mereka berdua. Jadi, di novel itu bukan cuma nyuguhin kisah cinta si tokoh utama--yang cuma dikit ada di ending--tapi ada juga kemesraan manis antara Rara Mendut dan Pranacitra, serta nuansa petualangannya juga terasa seolah saya beneran masuk ke jaman itu.

    BalasHapus
  3. nama : wulida nadhila
    email : wulida.nadhila@yahoo.com

    buku romance pertamaku oppa and i seri pertama. saat itu aku masih kelas 1 SMA. hampir 2 minggu rela nggak jajan demi ngumpulin uang untuk membeli buku tersebut. kesannya aku sura cara bercerita penulis yang mengalir. konflik yang di bangun nggak begitu berat tapi terasa di pembaca. aku suka cara penulis membangun karakter si kembar tapi kelemahan buku ini konflik keluarga si kembar belum begitu terasa, seolah seperti di paksakan

    link share https://twitter.com/Jm_nim/status/583201224431788032

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah perjuangannya ya untuk dapat buku ini. :)

      Hapus
  4. Nama: Rany Dwi Tanti
    Email: ranydwi11@yahoo.co.id

    Jawaban: Apa buku romance pertamamu? Bagaimana kesanmu mengenai buku itu saat itu?

    Buku romance pertamaku adalah Seoulmate karya kak Lia Indra Andriani. Termasuk genre romance-fantasy sih, karena menceritakan seorang hantu yang mencari jati dirinya tapi malah jatuh cinta sama manusia. Kesanku mengenai buku itu adalah suka. Apa ya…ide ceritanya tuh masih fresh banget waktu itu, apalagi buku itu adalah koleksi novel pertamaku. Dan setting cerita-nya di Korea. Akhir-akhir inikan K-pop dan Korea lagi booming-booming-nya. Menurutku kak Lia udah berhasil membangun cerita bersetting Korea dengan baik. Penulis mampu mengeksplor Negara Korea lebih dalam melalui tempat-tempat menarik yang ada. Dan riset akan Negara Korea ini dapat dipertanggung jawabkan karena penulisnya pernah tinggal di Korea selama 3 bulan untuk belajar bahasa Korea disana.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seoulmate, ya. Yang tentang hantu bernama Arang itu..Aku cuman baca buku yang pertama, belum tahu lanjutan Arang ini.

      Hapus
    2. Wahh~~ kakak musti baca yang Seoulmate Is You lho ! Ceritanya tambah seru+menegangkan :)

      Hapus
  5. Raafi
    abduraafi@gmail.com
    Link share here

    Oke. Kalo diingat-ingat ... Sirooo, kita samaan! Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy adalah buku romance pertamaku. Dan guess what, aku baca itu waktu aku kelas X SMA. Bayangkan deh, Sir (eh, aku panggil Sir aja ya), seorang remaja pria umur 15 tahun (kira-kira umurku segitu) baca buku romance seperti Ayat-Ayat Cinta. Memang sih, waktu itu aku ikut-ikutan hype pada saat itu yang kayaknya baru rilis filmnya juga. Aku langsung minta ayahku untuk membelikannya. Kesan pertama kutulis pada review ini. Kalo Siro beli sendiri atau dibelikan? Pake uang sendiri atau minta orang tua?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ciyee, Raafi kepo :P tapi emang sih Ayat-Ayat Cinta itu bagus banget untuk yang baru aja mencicipi Romance. Tapi disini lebih kuat keagamaannya, itu nilai plus banget

      Aku komen disini karena gak boleh ikut GA T-T

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Aku baru ngeh komentarnya mas Rafii, mau jawab putus koneksi,... Aku dapat dari tante, dia minjemin gitu. Sekarang bukunya masih ada, tapi dasar aku iseng, aku malah bungkus pake poster filmnya itu buku. Fenomenal banget emang Ayat-ayat Cinta ini. Aku baca pas SMA. Dan emang bener mbak Nana, kental nuansa islamnya

      Hapus
    4. Berkesan memang Ayat-ayat Cinta ini buatku.. ^^

      Hapus
    5. Hehe. Aku hapus ya balasan sebelumnya. Yeay, makasih Siro sudah jawab.

      Hapus
  6. Ikut... ikuuutt!
    Nama: VINDY PUTRI
    Email: vindy.putri.2804@gmail.com
    Jawaban: Dealova kayanya ya? Waktu aku masih SMP. Ih, nangis pake air mata berkaca-kaca segala... hihihi... so sweet bgt novel itu. Novel itu aku pinjam di temen. Nungguin giliran lama banget. Dari buku yang masih mulus aku pinjam, sampai covernya agak lecek. Jaman itu novel Dealova tenar banget. Sampai filmnya juga aku tungguin. Hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rasanya aku juga pernah baca dealova selagi SMP. Makasih udah ikut berpartisipasi xD

      Hapus
    2. Kalau gitu kita hidup di masa yang sama >_<

      Hapus
  7. Umm.. aku gak ikutan giveawaynya cm pengen numpang komen doank :))
    Sayang ya ekranisasi novel ayat2 cinta terlalu ngepop menurutku, jadinya kurang terasa nilai2 yg ingin ditonjolkan oleh kang abik lewat novel ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Filmnya benar-benar cukup mempengaruhi imajinasi aku. Sosok Fahrinya jadi gak cocok sama yang aku bayangkan Ceritanya juga agak beda, dan syutingnya nggakdi Mesir. Gak kerasa Mesirnya

      Hapus
  8. Nama: Fita
    Email : fitania90@gmail.com

    Jawaban :
    A Dandelion Wish karya Xi Zhi, Kesanku pada buku ini lucu sebab tokoh wanita bertemu pertama kali prianya di parkiran mobil dimana sang pria nongkrong diatas atap mobil...hahaha
    Belom lagi si wanita ini doyan makan, haduh ngebayangin dia makan seperti bukan wanita saja neh orang...hahaha
    Aku suka kekuatan cinta pada novel ini meski di tengah cerita dipisahkan namun endingnya mereka bisa bersatu dan bahagia..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah Dandelion Wish belum aku baca. Ini romance mandarin, terima kasih udah ikut GAnya :)

      Hapus
  9. numpang komen yaa.
    dari dulu, aku selalu penasaran dengan novel yang dijadikan film, tapi aku nonton film ayat-ayat cinta sebelum baca bukunya. dari situ, aku malah ga jadi baca bukunya karena menurutku ceritanya terlalu .... too good to be true.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku sih kebalikannya yang pasti, baca buku dulu, soalnya filmnya baru muncul dua tahun kemudian setelah aku baca bukunya.

      Hapus
  10. Nama : Rina Eko Wati
    Email : rinaeko87@gmail.com
    Jawaban :

    Apa buku romance pertamamu? Bagaimana kesanmu mengenai buku itu saat itu?

    Her Sunny Side karya Koshigaya Osamu. Ini adalah novel terjemahan jepang pertama yang saya dapat dari hadiah salah satu majalah K-Pop waktu itu. Senengnya nggak ketulungan. Apalagi ini adalah salah satu novel yang di Jepang sana memang populer. Ceritanya pun bisa dibilang tak terduga yang membuat saya shock berat karena ending-nya yang bikin saya membelalak-kan mata tidak menyangka bahwa penulis memaparkan ending yang menampar pembaca. Kisah romance-nya juga sangat terasa, apalagi perjuangan seorang gadis untuk tetap bisa bersama dan bertemu dengan sosok laki-laki yang dicintainya setelah lama terpisah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Endingnya pasti nggak keduga sama sekali. terima kasih sudah ikut GAnya :)

      Hapus
  11. Nama : Astri Nardi
    Email : astri.nardi@gmail.com
    Link share : https://mobile.twitter.com/astri_nardi/status/583481828549337088

    My first book romance :
    Jemima Jones karya Jane Green
    Waktu menginjakkan kaki ke tobuk Gramed, aku tertarik sama satu buku berjudul Jemima Jones karena gambar sampulnya yang mendeskripsikan cewe sepertinya berkutat dengan berat badan.
    Pas baca sinopsis belakangnya bener banget, ternyata ceritanya tentang cewe gendut yang over weight banget dan pada akhirnya berhasil menjadi langsing, namun sebelumnya sempat hampir kena anorexia saat diet ketat nya berlangsung.
    Kenapa aku tertarik baca novel ini, karena pada saat itu aku juga lagi gemuk banget dan sedang montok2nya, jadi berasa ga PD sama sekali. Waktu itu aku masih duduk di kelas 2 SMU.
    Aku langsung suka sama novel ini dan selanjutnya menjadi pelopor untuk membaca genre romance selanjutnya. Tadinya aku selalu baca buku komik..hehehe kalo ga bukunya enid blyton tp berkat novel ini aku jadi ketagihan baca novel lainnya.
    Dulu hampur semua chicklit kubaca, pada akhirnya aku baca juga karya lokal seperti Ilana Tan, Orizuka, Primadona Angela dll. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku masukkin wishlist dulu Jemina Jones. Terima kasih udah ikut GAnya xD

      Hapus
  12. Jiah jiahaljafara32@gmail.com Jepara, Jateng

    Siapa yang mencuri bibirku

    ceritanya mahasiswa yg mirip artis, lalu nyamar jd artis tsb buat narik perhatian org biar pd beli dagangannya. Lucu bgt, ngikik deh. Tp ya itu novel lamaaaa

    BalasHapus
  13. Nama: F. Juni Ismarianto
    Email: reatheryan (at) gmail (dot) com
    Jawaban: All American-Girl dan beberapa buku dari seri Princess Diaries karya Meg Cabot. Saya membatjanya ketika masih duduk di bangku kelas 3 MTs. Kesan saya mengenai kisah romansa di buku-buku tersebut adalah... saya suka sekali. Memang, Mbak Meg suka sekali menghadirkan tokoh-tokoh cowok super-wow dan cewek yang punya kelebihan banyak tapi tak menyadarinya, tapi karena penggambaran mereka begitu membumi dan bisa jadi ada di dunia nyata, maka saya menyukainya. Dan... ini dia yang jadi titik lemah saya, tokoh-tokoh utamanya selalu lucu dan konyol dan bertingkah kocak sehingga tidak mungkin tidak untuk tidak menyukai mereka :)))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh iya:
      Sudah follow bloglovin: Fj Ismarianto (bloglovin.com/rean) dan GFC: F Juni Ismarianto

      Untuk tautan berbagi: http://twitter.com/FJrean/status/583674254190841857

      Ditunggu pertanyaan selanjutnya :)))

      Hapus
  14. Nama: Asy-syifaa Halimatu Sa’diah
    Email: asysyifaahs@yahoo.com
    Twitter: @asysyifaahs

    Pertanyaan ini bikin aku memeras otak dan ber-flashback ke masa lalu untuk mengingat-ingat apa buku romance pertama yang kubaca hingga mengenalkanku pada genre romance itu sendiri. Benar-benar lupa kapan tepatnya aku mulai serius suka dan menjadikan membaca sebagai hobiku. Mungkin sekitar tahun 2010/2011.

    Seingatku (meski aku nggak yakin apakah ini buku romance pertamaku atau bukan) buku romance pertama adalah buku berjudul Buku Harianku karya Daratia Widia Prima. Buku tersebut menceritakan tokoh “aku” *yang aku lupa lagi nama-namanya* dengan segala lika-liku kehidupannya; keluarga dan juga sekolah. Sisi romance-nya itu sendiri terdapat dari hubungan antara si “aku” dengan pasangannya yang masih pacaran ala anak sekolahan kala itu. Mirip kayak cerita Ada Apa Dengan Cinta? versi buku karena pada akhirnya pacar si “aku” tersebut pergi ke luar negeri :D

    Tapi yang pasti yang paling kuingat adalah buku Ayat-Ayat Cinta, yang meski diterbitkan sekitar tahun 2004 *iya nggak sih?* (itu pas aku masuk kelas 1 SD), aku baru membacanya di tahun 2011. Terlepas dari pengaruh filmnya, aku nggak berekspektasi lebih untuk buku ini. Membaca testimoni dari para pembaca AAC Kang Abik di beberapa halaman awal, membuatku punya sedikit dasar bahwa karakter bernama Fahri adalah laki-laki sholeh nan sempurna, Aisha adalah perempuan idaman karena kesholehahannya, dan Maria seorang wanita yang taat pada agamanya tapi selalu punya rasa ingin tahu yang besar, bahkan aku takjub dia hafal pada Surah Maryam – mungkin karena namanya yang mirip, ya!

    Saat itu, aku cukup puas pada cerita yang disuguhkan – terutama surat-surat yang dikirimkan antara Aisha dan Fahri. Tapi, setelah membacanya di tahun 2014 lalu, kok perasaan itu berubah ya? Aku menganggap Fahri terlalu sempurna untuk dijadikan sebuah karakter tokoh, meski bisa jadi di dunia ada orang yang seperti dia walau peluangnya 1 per sekian orang, aku merasa dia “terlalu baik”. Makanya, itu kenapa buku-buku dulu hanya punya dua karakter dalam ceritanya, baik dan jahat - menurutku. Beda dengan sekarang yang karakternya semakin berkembang dan semakin meluas, nggak terpaku bahwa seorang tokoh dari awal sampai akhir cerita akan menjadi orang baik selamanya. Aku jadi banyak belajar dalam hal ini :)

    Oh iya, selamat ulang tahun juga ya Bebi :* Makin gemes, lucu, dan kece kayak member-membernya. Makin sering makan bakpao, minum fanta, baca buku, dan ngasih buntelan (buat ditimbun). Yang terbaik buat Bebi *kisskiss*

    BalasHapus
  15. Ikutaan^^
    Nurul Islamiyah
    E-mail : nurulislamiiyah@gmail.com
    Twitter : @Iiind_
    FB : https://www.facebook.com/nurul.islamiyah.3551

    Sudah follow blog via GFC (nurulislamiiyah@gmail.com)
    Shared : https://twitter.com/Iiind_/status/583861072228179968

    Buku romance pertamaku, Dua Pasang Mata. Waktu itu bacanya pas kelas 2 SMP. Sumpah ceritanya sedih banget. Aku sampe nangis bombay *alay*.
    Novel itu bercerita tentang romance in family. Yaitu seorang kakak yang mengakibatkan kecelakaan pada adiknya sampai adiknya buta. Klise sih, tapi gaya bahasa dan alurnya itu yang membuat emosiku seakan diaduk-aduk. Keren deh pokoknya.

    BalasHapus
  16. Nama: Athaya Irfan
    Email: athaya.irfan97@gmail.com
    Twitter: @Jeruknipisanget

    Buku romance pertamaku ditulis oleh Tere Liye yang judulnya Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, Untuk anak seusiaku yang dulu baru kelas 1 SMP buku ini bikin penasaran dengan yang namanya 'Cinta Bertepuk Sebelah Tangan'. Perasaanku awalnyaa sedih saat kisah Tania berjuang untuk bisa sekolah lagi setelah keluarganya bangkrut. Tapi aku juga ingin nangis saat tau Tania akhirnya gak jodoh dengan Danar.

    Ahh ,, mulai saat itu novel ini membangkitkan gairahku untuk baca novel romance lebih banyaak lagi.

    BalasHapus
  17. Nama: Rizqa nurul Hidayanti
    Email: rizqanurulgidayanti@yahoo.co.id
    Jawaban: Winter in Tokyo Ilana Tan. Kesanku ttg novel itu kerennnnnn. Cuma satu kata tapi cukup mewakili semuanya. Aku dibikin terharu, berbunga-bunga, sebal, sedih, pokoknya campur aduklah. Settingnya yg menggambarkan musim dingin di Jepang bener2 ngena terlebih aku sangat ingin ke sana jadilah novel ini sebagai referensi ^^

    BalasHapus
  18. Dealova diangkat jadi film.cerita romantis anak sekolah.dgn tokoh pacar wanita meninggal krn sakit.tapi akhir kisah happy ending.gaya bahasa kak dyan & alur kisah menyentuh membuatku menangis.sampai saat ini deal ova masih salah satu my fav book
    Nama:Cynthia
    Bloglovin :Cynthia
    @vivicynthia makasih

    BalasHapus
  19. Maryana amz_ochi_gnz@yahoo.co.id

    Romance pertamaku....
    Ayat Ayat Cinta XD
    Itu baca pas jaman kelas satu SMP. Pas lagi krisis buku bacaan. Karena di rumah gak punya buku fiksi :( Banyak sih buku di perpus, tapi waktu itu temen sekelas gak ada yang kutubuku jadi gak ada yang rekomendasiin buku ke aku. Pas kelas dua SMP baru deh ada temen kutubuku. Itu Ayat-Ayat Cinta di pinjemin tetangga. Untuk ukuran aku yang masih jarang baca buku, nyelesain Ayat Ayat Cinta bawa kebahagiaan sendiri. Gak nyangka aja bisa ngikutin cerita orang dewasa (yah secara ini tokohnya udah pada nikah) yang tetep bisa kumengerti. Dan itu buku bantal pertama yang aku baca :D Rekor pertama :3

    BalasHapus