Judul: Berjalan di Atas Cahaya
Penulis: Hanum Salsabiela Rais dkk.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Genre: Non Fiksi, Travelouge
Jumlah Halaman: 224 halaman.
Tahun Terbit: 2013
ISBN:978-979-22-9359-3
Jangan pernah menganggap satu manusia-yang kauanggap gak penting-yang kita temui dalam hidup, takkan pernah kita jumpai lagi
Masih ingat dengan buku 99 Cahaya yang diulasi di blog ini? Nah, buku ini merupakan karya dari pengarang yang sama, yakni Hanum Salsabiela Rais bersama kedua temannya, Tutie Amaliah dan Wardatul Ula. Buku ini kurang lebih isinya bertema hampir sama dengan 99 Cahaya di langit Eropa.
Menceritakan kisah-kisah perjalanan para muslimah di luar negeri. Menjadi kaum minoritas di tengah benua yang mayoritas penduduknya non muslim tentu memiliki pengalaman pahit dan manis. Ada yang terkadang memandang Islam sebagai agama teroris, ada yang bilang agama yang jahat dan lainnya. Sehingga terkadang isu-isu ini justru melemahkan iman Muslim itu sendiri. Namun, di buku ini Hanum dkk. ingin menunjukkan bahwa di luar sana, masih banyak orang yang menghargai agama, masih ada persahabatan tulus yang tak memandang agama, masih ada yang lebih peduli pada agamamu di banding dirimu sendiri. Dua kisah di buku ini yang amat berkesan adalah kisah The Dior Kiss dan Karena Saya Tak Gaul.
The Dior Kiss
Menceritakan kisah Hanum yang mengurus seorang nenek jompo. Nenek ini memiliki ketertarikan terhadap Hanum yang selalu shalat dan berdoa dengan mengangkat tangan seraya memohon, hingga ia pun ikut berdoa ala Hanum, padahal dia sendiri bukan muslim.
Sangat baik, Hanum. Saya juga mau berdoa. Tapi bagaimana?Sejenak saya berpikir. Saya bukan orang yang terlalu berani untuk langsung mengajari Anna shalat seperti yang saya lakukan. Dia hanya meminta saya mengajarinya berdoa, bukan shalat. Ada koridor yang harus saya perhatikan bahwa saya di sebuah negara yang sangat mengesampingkan agama.....Yang saya lakukan akhirnya hanyalah memintahnya menengadahkan kedua tangannya saat saya sedang berdoa usai shalat.
Dan kecupan di pipi dari bibir yang bergincu Dior mengingatkan Hanum pada nenek itu selamanya.
Karena Saya Tak Gaul
Karena saya tak gaul adalah salah satu pengalaman Tutie Amaliah yang menempuh kuliah di negara orang. Ketika dihadapkan pada kenyataan bahwa ia bukan hanya berlakon sebagai mahasiswa, ia juga seorang istri, ibu, muslimah, masyarakat. Di tengah tugasnya yang bejibun, akhirnya ia memutuskan untuk tidak terlalu memprioritaskan bergaul dengan mahasiswa lain. Pada akhirnya sikapnya, membuat teman-teman mahasiswa lain enggan berkelompok dengan Tutie. Namun, Tuhan selalu menunjukkan kuasanya,
You look happy Tutie. Who's calling?" tanya Eva, bule yang seingat saya berada dalam diskusi yang menyesakkan itu, walau dia bukanlah yang paling sering mengolok-olok.Saya tersenyum, "Nothing, Eva. It was just an announcement that I have won a battle".
Itulah dua kisah diantara banyak kisah di buku ini. Saya dapat buku ini sepaket dengan 99 Cahaya di Langit Eropa. Well, apa yang bisa saya katakan bahwa saya memang menyukai kisah-kisah yang Hanum dkk. tuturkan. Menarik setiap pelajaran dari setiap perjalanan. Sudut pandang cerita menggunakan sudut pandang pertama. Karena cerita yang beragam, membuat pembaca tidak bosan dengan kisah-kisah yang ada. Kesalahan ketik tidak saya temukan *atau justru saya yang keasyikan, sehingga tak menyadari ^^*. Sampul dari buku ini juga unik, diisi nuansa hijau dan gambar ikon negara di dunia. Cocok untuk dibaca saat senggang dan sedang galau :).
Keep reading for rest of your life :)
Rating: 3/5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar