Sabtu, 27 Desember 2014

Walking After You

Judul: Walking After You
Penulis: Windry Ramadhina
Penerbit: Gagas Media
Genre: Fiksi, Romance
Jumlah Halaman: 328 halaman
Tahun Terbit: 2014
ISBN13: 9789797807726

"Satu sendok krim ini, An, bisa menyelamatkan hari-harimu"
-Arleta-

"Kami masih berbagi mimpi yang sama, membuka restoran sendiri. Kami belajar memasak di sekolah yang sama. Le Cordon Bleu. Kami bekerja di dapur yang sama, La Spezia. Dan, kami jatuh cinta kepada lelaki yang sama, dia"
-Anise-


Walking After You adalah novel kelima karya Windry Ramadhina yang saya baca. Novel ini mengisahkan kehidupan Anise, si tokoh utama, dalam menghadapi masa lalu yang selalu menjadi batu sandungan untuk impiannya. Dalam Walking After You, Anise atau An adalah seorang koki masakan Italia yang handal. An menyukai dunia memasak itulah sebabnya ia mengambil kursus memasak di Le Cordon Bleu, sebuah tempat belajar memasak yang terkenal di Sydney. An memiliki saudari kembar identik bernama Arleta. Jika An senang memasak masakan Italia, Arleta lebih menyukai dunia pastry. Dan mereka bersama-sama membangun mimpi yaitu memiliki restoran,

"Karena aku dan Arlet lebih menyukai konsep restoran keluarga. Tidak terlalu besar, tapi hangat."
Sayangnya, mereka tak hanya mempunyai mimpi yang sama. Tapi juga menyukai laki-laki yang sama.
"Kami masih berbagi mimpi yang sama, membuka restoran sendiri. Kami belajar memasak di sekolah yang sama. Le Cordon Bleu. Kami bekerja di dapur yang sama, La Spezia. Dan, kami jatuh cinta kepada lelaki yang sama, dia"
Demi Arlet, An harus menggapai mimpinya. Apapun yang terjadi. Termasuk menghadapi Julian, koki yang amat-terlalu-kelewat-serius. Tapi adakalanya impian bersaru dalam kehendak lain.
Source: here edited by me

Kekhasan dari Windry Ramadhina adalah gaya penulisannya yang mendetail dalam setting dan alur yang mengalir lembut (smooth). Karya dari penulis satu ini selalu saya tunggu karena kisah yang meski tetap bergenre romance tapi dengan pembawaan plot dan alur yang lancar serta halus, membuat saya tak bosan untuk membaca kisahnya. Dalam novel Walking After You banyak istilah kuliner/makanan yang bertebaran. Sesuai dengan profesi si tokoh utama. Secara keseluruhan istilah-istilah ini tidak hanya sekedar tempelan, kesan yang saya baca seolah-olah penulis sendiri memang ahli di dunia kuliner khususnya masakan Italia dan pastry. Beberapa serial tv dan buku yang berhubungan dengan tema kuliner ini sering penulis sebut di beberapa bagain kisah. Seperti An yang ingin melakukan perjalanan kuliner ala Jamie Oliver. Bagi saya sendiri beberapa istilah kuliner di buku ini agak asing, jadi ada baiknya saat membaca buku ini bisa sambil mencari arti dai istilah asing di mesin pencari. Lumayan untuk pengetahuan umum.
Alur dari kisah Anise berpindah-pindah antara masa sekarang dan masa lalu. Di beberapa bagian akan ada kisah Anise dan Arleta di masa lalu. Meski plot ini dicampur, namun dengan kemasan yang apik dan tidak jelimet, memudahkan pembaca mengikuti kisah utama. Sayangnya bagi saya sendiri, saya merasa keteteran di kisah Ayu. Saya menyukai kisah Ayu di London, tapi untuk memasukkan Ayu sebagai tokoh figuran di Walking After You membuat beberapa bagian agak kurang utuh. Contohnya, Saya tidak memahami sikap Anise yang terkesan tiba-tiba tertarik dengan kisah Ayu si gadis pembawa hujan, padahal dia sendiri punya kisah masa lalu yang mesti ia selesaikan. Di bagian Anise yang ingin membantu Ayu dalam menghadapi masa lalunya agak terkesan memaksa. Kedatangan Ayu juga yang tiba-tiba terkadang memecah konsentrasi kisah dari Anise. Harapannya, mungkin Ayu bisa dibuat sekuel kisah tersendiri. Jadi tidak terlalu bercampur. 
Pergolakan tokoh Anise terasa dari bagian awal sampai akhir. Awalnya saya mengira tokoh ini adalah tokoh yang memiliki sifat yang melankolis karena ia memperjuangkan mimpi saudaranya. Tapi di beberapa bagian saya rasa tokoh ini keras kepala dan menyebalkan. Apalagi saat ia mati-matian memperjuangkan impian saudaranya yang ternyata ada alasan lain di balik semua. Saya dibuat sebal dengan Anise. Tapi di situlah letak keseruan kisah. Si tokoh tidak monoton begitu-begitu saja. Tokoh akan mengalami hal-hal yang merubah sifatnya sampai klimaks cerita. Karakter dari tokoh Julian yang pemalu dan serius menandingi karakter Anise yang blak-blakkan dan keras kepala. Sayangnya yang tidak terasa adalah chemistry antara Jinendra dan Anise.
Terlepas dari hal itu, saya tetap bisa menikmati novel ini. Membaca kisah perjuangan Anise menghadapi masa lalu itu mengajak saya sebagai pembaca juga merenungi hal-hal di masa lalu yang mungkin menjadi batu sandungan untuk menghadapi masa depan. 
"Untuk melepaskan masa lalu, yang harus kulakukan bukan melupakannya, melainkan menerimanya. Dengan menerima, aku punya kesempatan untuk belajar memaafkan diri sendiri. Aku tidak berkata ini mudah. Dan, ini akan butuh waktu. Tetapi, pada saatnya nanti, aku akan terbebas dari semua beban yang menekanku selama ini."

Keep reading for rest of your life :)

Rating: 4/5

2 komentar:

  1. Aw, so sweet nih ceritanyaa..
    Aku kayaknya baru baca satu karya windry, dan yg ini belum. (Iyalah kan baru banget terbitnya)
    Jadi, si Arlete nya maunya apa sebenernya sebenernya? Hihi, porsi dia tetep banyak kan? Atau ketimbun sama porsinya An?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Si Arletenya punya impian sendiri^^. Porsi banyak dari sisi Anise..:)

      Hapus