Jumat, 09 Januari 2015

The Lion, The Witch, and The Wardrobe (The Chronicle of Narnia)

Judul: The Lion, The Witch, and The Wardrobe (Sang Singa, sang Penyihir, dan Lemari)
Penulis: C.S.Lewis
Penerbit: Gramedia
Cetakan: Kelima, Maret 2006
Jumlah Halaman: 232 halaman
Tahun Terbit: 1950(Juli 2005 oleh Gramedia)
ISBN: 9792214585
Genre: Fiksi, Fantasy, Adventure,Children Literature, Classic
Format: Paperback 

"Ini daerah Narnia,"..."tempat kita berada sekarang, semua daerah antara lampu tiang dan kastil besar Cair Paravel di laut timur."
-Mr.Tumnus-

Bayangkan saat kamu bermain petak umpet dengan saudaramu dan kamu memutuskan untuk bersembunyi di dalam lemari. Namun, tiba-tiba lemari itu mengantarkanmu menuju dunia ajaib! Hal ini adalah awal mula dari kisah negeri ajaib Narnia ditemukan oleh empat bersaudara, Peter, Edmund, Susan, dan Lucy. Hari itu saat cerita masih belum menemui Penyihir Putih, hujan turun di kediaman profesor yang menampung keempat anak ini. Perang Dunia kedua menyebabkan Peter, Edmund, Susan, dan Lucy harus mengungsi ke tempat profesor. Tak berniat terjebak dalam hujan dan tak bisa bermain, mereka memutuskan mengelilingi rumah profesor. Konon rumah profesor ini luas. Hingga mereka tiba di ruangan dengan sebuah lemari berpintu kaca besar. Sebenarnya tak ada hal aneh bagi keempatnya andai saja Lucy tak membuka lemari ini. Lucy yang penasaran membuka lemari dan menemukan mantel-mantel tergantung rapih dan berbau kapur barus. Lama-kelamaan Lucy merasakan keganjilan saat terus berjalan ke dalam lemari, semakin dalam ia berjalan semakin ia tak menemukan batas lemari. Lucy pikir mungkin hanya lemarinya saja yang luas,

"Ini pasti lemari yang sangat besar!"
Dan semakin ia berjalan yang ia temukan adalah tumpukan salju di negeri indah. Dan di sana ia bertemu dengan Mr.Tumnus, manusia setengah kambing. Mr.Tumnus yang kaget melihat Putri Hawa merasa ketakutan. Tapi lambat laun, Mr.Tumnus yang merupakan jenis faun ini menjelaskan bahwa negeri yang sekarang diinjak Lucy adalah Narnia.
"Ini daerah Narnia,"..."tempat kita berada sekarang, semua daerah antara lampu tiang dan kastil besar Cair Paravel di laut timur."
Mr.Tumnus yang baik mengajak Lucy bertandang ke gua tempat tinggal si faun. Sayangnya, di sana lah si faun bercerita bahwa ia sesungguhnya diperintahkan Penyihir Putih untuk menangkap siapapun Putra Adam atau Putri Hawa yang datang ke Narnia. Tahukah kamu? Nyatanya Narnia tak selalu bersalju dan dingin, salju ini merupakan ulah penyihir putih yang ingin menguasai Narnia. Akhirnya Lucy dibiarkan faun baik untuk pulang meski nantinya si faun akan menerima resiko perbuatan ini.
Lucy yang menceritakan kisah dalam Narnia pada saudaranya dianggap mengada-ngada dan berbohong. Namun, hari selanjutnya Edmund yang terlempar dalam Narnia. Malang nasib Edmund, dia bertemu Penyihir Putih yang menghasutnya untuk membawa serta seluruh saudaranya ke Narnia. Sepertinya ada niat jahat Penyihir Putih.
Akhirnya keempatnya masuk dunia Narnia dan mengalami petualangan luar biasa! Bertemu Aslan (si penguasa Narnia), Ibu dan Bapak Berang-berang, centaurus, raksasa, dwarf, dan lainnya.

Source: here edited by me

C.S.Lewis menulis kisah ini untuk anak permandiaanya, Lucy. Bahkan ia menjadikan nama Lucy sebagai salah satu tokoh dongeng ini. Meskipun konon saat buku ini terbit, Lucy telah tumbuh dewasa. Namun,
Tapi suatu hari kau akan cukup dewasa untuk mulai membaca dongeng lagi.
Begitulah kisah dongeng memang tak akan tergerus waktu meski telah lama hadir dan mungkin muncul dalam bentuk sebuah buku usang. Plot cerita dari kisah ini diawali dari penemuan tak sengaja Lucy pada lemari penghubung dunia nyata dengan Narnia. Sedikit demi sedikit konflik mulai muncul saat keempat bersaudara ini menyangsikan keberadaan Narnia. Dan puncaknya saat terjadi perang di Narnia yang melibatkan keempatnya. Jalan cerita dari buku ini memang mudah untuk diikuti. Tidak terlalu rumit dengan banyaknya liku cerita. Namun, meski sederhana penggambaran tempat dan apa yang dapat terasa panca indera dijabarkan secara detail. 
Di atas bendungan seharusnya ada kolam yang dalam, tapi sekarang tentu saja hanya es hijau yang gelap dan rata. Dan di bawah bendungan, jauh di bawahnya, ada lebih banyak es. Tapi bukannya halus, permukaan es ini berbusa-busa dan bergelombag seperti air yang mengalis ketika udara beku datang. Dan di tempat air mengucur serta menyembur melalui bendungan sekarang ada dinding es berkilauan, seolah sisi bendungan dihiasi rangkaian bunga yang berbentuk lingkaran maupun yang digantung dan terbuat dari gula paling murni.
Penulis dalam menceritakan kisahnya berperan sebagai pendongeng alias dari sudut pandang orang ketiga. Cerita akan berfokus pada Lucy kemudian pada Edmund dan berpindah ke semuanya. Tapi terkadang penulis juga berperan sebagai si "aku" tanpa nama. Jadi, ketika membaca cerita ini seolah-olah seorang kakek sedang membacakan dongen kemudian di tengah cerita dia akan mneyelipkan pesan moral/pendapatnya mengenai cerita dengan menggunakan "aku". 
Kuharap siapapun yang membaca buku ini tidak pernah mengalami sesuatu semenyedihkan yang dialami Susan dan Lucy malam itu; tapi kalau pernah --kalau kau pernah terjaga sepanjang malam dan menangis sehingga air matamu habis-- kau pasti tahu akhirnya akan datang saat hening. Kau merasa seolah tidak akan terjadi apapun lagi.
Tak lengkap rasanya bila membahas buku anak tanpa mengkaitkannya dengan pesan moral yang diperoleh. Dari buku ini, sikap Edmund yang nakal dan terkadang membully adiknya mencerminkan sikap yang tak pantas ditiru dalam hubungan saudara. Kelak saat membacakan buku ini untuk anak, pesan moral tentang bullying ini dapat dijelaskan oleh orang tua. Lalu ada permintaan-maaf dari keempat bersaudara saat semuanya menyadari bahwa kesalahapahaman ada di antara mereka. Sikap yang patut ditiru adalah saat mereka memang salah mereka meminta maaf dan memperbaiki apa yang mereka perbuat seperti yang dilakukan Edmund. Hal lainnya, ada rasa penasaran yang memunculkan ide petualangan dan sikap berani mereka mengambil resiko. 
"Aku minta maaf karena tidak mempercayaimu,"..."Maaf. Maukah kau berjabat tangan?".
"Bukankah kita harus mengambil resiko?"..."Maksudku, tidak ada gunanya berdiri di sini dan aku ingin makan"

Keep reading for rest of your life :)

Rating: 4/5
 


6 komentar:

  1. Saya suka sama film-film Narnia-nya. hehe :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga suka filmya. Penggambaran narnianya keren ^^

      Hapus
  2. Udah lama banget pengen baca seri ini tp belum kesampean XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga baru baca buku ini, padahal dari kecil buku ini sudah nongkrong di lemari buku ^^.

      Hapus
    2. Mbak dapat novelnya darimana ?

      Hapus
    3. Saya dapat sudah lama, sekitar tahun 2012. Dari Tante saya

      Hapus