Judul: Sabtu Bersama Bapak
Penulis: Adhitya Mulya
Penerbit: Gagas Media
Genre: Fiksi, Romance
Jumlah Halaman: 278 halaman
Tahun Terbit: 2014
ISBN13: 9789797807214
“Hai, Satya! Hai, Cakra!” Sang Bapak melambaikan tangan.
“Ini Bapak.
Iya, benar kok, ini Bapak.
Bapak cuma pindah ke tempat lain. Gak sakit. Alhamdulillah, berkat doa Satya dan Cakra.
…
Mungkin Bapak tidak dapat duduk dan bermain di samping kalian.
Tapi, Bapak tetap ingin kalian tumbuh dengan Bapak di samping kalian.
Ingin tetap dapat bercerita kepada kalian.
Ingin tetap dapat mengajarkan kalian.
Bapak sudah siapkan.
Ketika punya pertanyaan, kalian tidak pernah perlu bingung ke mana harus mencari jawaban.
I don’t let death take these, away from us.
I don’t give death, a chance.
Bapak ada di sini. Di samping kalian.
Bapak sayang kalian.”
“Ini Bapak.
Iya, benar kok, ini Bapak.
Bapak cuma pindah ke tempat lain. Gak sakit. Alhamdulillah, berkat doa Satya dan Cakra.
…
Mungkin Bapak tidak dapat duduk dan bermain di samping kalian.
Tapi, Bapak tetap ingin kalian tumbuh dengan Bapak di samping kalian.
Ingin tetap dapat bercerita kepada kalian.
Ingin tetap dapat mengajarkan kalian.
Bapak sudah siapkan.
Ketika punya pertanyaan, kalian tidak pernah perlu bingung ke mana harus mencari jawaban.
I don’t let death take these, away from us.
I don’t give death, a chance.
Bapak ada di sini. Di samping kalian.
Bapak sayang kalian.”
-Bapak Gunawan Garnida-
Sabtu bagi duo junior Garnida, Satya dan Cakra, tidak akan mereka habiskan bermain di luar atau menyambangi kediaman pacar mereka. Sabtu adalah hari spesial. Sabtu hanya untuk bersama bapak. Di hari sabtu mereka akan mendengar kisah, nasihat, wejangan dari bapak. Melalui video. Ya, video!. Gunawan Garnida, sang Bapak, telah menyiapkan segala apa yang ia ingin Duo Garnida miliki nanti meskipun ia tak ada di samping mereka. Segalanya tercetus dalam sebuah ide untuk membuat video. Video Gunawan berjumlah ratusan dan ia serahkan kepada Bu Itje, istrinya, agar nanti video itu diserahkan pada anak-anaknya. Yah, Pak Gunawan tak bisa lagi lama-lama berada di bumi. Tuhan menyayanginya dan memanggil Pak Gunawan untuk berada di sisinya. Namun, ia tak mau meninggalkan anak-anak tanpa bimbingan. Dan semua berwujud dalam video.
Kisah bergulir pada Cakra "Saka" Garnida yang masih menjomblo di umur menginjak kepala 3. Bagi Saka menempuh "neraka jomblo" saat berkumpul dengan keluarganya adalah hal yang menyebalkan. Bayangkan saja, ia harus terus menerus ditanya, "kapan nikah?, Sudah ada calon?, suka wanita kan? nah loh!". Kalau sudah begini Saka akan melarikan diri dari pertanyaan ini dan bermain game. Bu Itje sudah beberapa kali menasihatinya agar cepat mencari pasangan hidup dan memang begitulah keinginan setiap orang tua.
"Mamah tahu, setiap anak berhak cari dan dapat orang yang saling mencinta. Bukan karena mereka mengejar umur senja orang tua.""...""Kamu, kerjaan udah bagus. Rumah udah punya. Tapi punya kamar, dijadiin ruang game gini. Gak usah anak atau istri, pacar aja belum punya. Kalau kamu punya anak dan ngeliat dia kayak gini, menurut kamu, kamu bakal ngerasa apa?"
Saka sebenarnya bukan tidak ingin punya pacar. Ia sangat ingin malah. Tapi, konon katanya ia sering ditolak dan tak jarang berakhir tragis dengan makan hati sendiri.
HATINYA-HATINYA!
JEROAN DIJUAL MURAH!
HATINYA, BU! MASIH SEGAR! HATI JOMBLO BU, LIHAT INI BANYAK BEKAS LUKANYA
HIDUPNYA BERAT INI, BU!
Ya, begitulah Saka jomblo kocak yang sayang bapak dan mamah. Sejujurnya ia memiliki alasan tersendiri kenapa ia belum memiliki pasangan hidup. Ia selalu ingat pesan bapaknya.
Menikah itu banyak tanggung jawabnya.Rencanakan.Rencanakan untuk kalian.Rencanakan untuk anak-anak kalian.
Beda Saka, beda pula Satya. Jika Saka masih menjomblo dan masih belum merasakan sebagai suami. Maka, Satya sudah menjadi suami bahkan bapak bagi ketiga anaknya. Beda pula permasalahan yang menghantam Satya. Jika Saka dengan jomblo. Maka, Satya dengan keluarga. Keluarga kecil Satya adalah keluarga yang normal seperti lainnya. Hanya saja saat ini sedang ada dalam kemelut keluarga yang menyebabkan ia sering membentak anak dan istrinya. Dan suatu ketika ia ingat,
Ketika orang dewasa mendapatkan atasan yang buruk, mereka akan selalu punya pilihan untuk cari kerja lain. Atau paling buruk, resign dan menganggur. Intinya, selalu ada pilihan untuk tidak berurusan dengan orang buruk.Anak? Mereka tidak pernah minta dilahirkan oleh orang tua buruk. Dan ketika mereka mendapatkan orang tua yang pemarah, mereka tidak dapat menggantinya.
Yah, begitulah kehidupan Satya, Saka, dan Bu Itje. Dalam buku ini akan dikisahkan titik-titik perjalanan yang membentuk garis keluarga dalam kehidupan. Happy Reading!
Source: here edited by me
Buku ini telah lama menjadi incaranku meski selalu tidak berjodoh bila di toko buku. Yah, kehabisan lah, kepincut buku lain lah dan banyak alasan lainnya. Sudah lupa untuk memiliki buku ini, dan harapannya yah nanti saja mungkin tahun depan. Tapi kesempatan datang saat Mbak Ren mengumumkan bahwa aku menang undian dari New Authors Reading Challenge. Yeay, akhirnya aku pilih buku ini sebagai hadiah. Makasih ya, Mbak Ren ^^
Sabtu Bersama Bapak (SBB) adalah buku fiksi. Namun, di dalamnya bukan hanya ada kisah fiksi tapi berisi berbagai kisah mutiara hidup. Pembaca diajak bersama-sama menonton video yang Bapak Gunawan siapkan untuk Duo Garnida. Saat ikut menonton, bukan hanya Duo Garnida yang ikut senang dan sedih dengan nasihat Bapak, tapi pembaca juga diajak menjadi anak bagi Bapak Gunawan. Buku ini seperti buku panduan jadi seorang anak, suami, istri, ayah, dan ibu. SBB menyuguhkan pesan-pesan moral yang dituturkan dengan gaya bahasa ringan.
Kisah akan bergulir diantara Saka, Satya, Bu Itje, dan Pak Gunawan sendiri. Ada beberapa kilas balik juga di buku ini. Tentunya juga di bagian video yang direkam Pak Gunawan. Seolah-olah jadi kilas balik juga dari sudut pandang Pak Gunawan. Ketika kisah bergulir pada Saka, maka kekonyolan khas jomblo ceria yang dimiliki Saka akan menuturkan kisah yang lucu. Sudut pandang Saka lebih ceria dibandingkan dengan tokoh lain. Adapun kisah Satya dan Bu Itje lebih terasa "hangat" dan membawa pembaca menyelami perasaan seorang ibu yang khawatir akan anaknya, seorang ayah yang memikirkan masa depan anak-anaknya, dan seorang suami yang ingin membahagiakan istrinya. Semua karakter pas dan membawa kisah yang biasa menjadi manis.
Penulis menuturkan kisah ini dengan sederhana dan tidak berkesan menggurui meski di sini banyak makna yang terpendam dalam setiap kisah Bapak. Saya suka gaya penulisan seperti ini. Tidak menggurui cukup kita sebagai pembaca yang mengambil hikmahnya. Good!. Beberapa part yang berkesan adalah
1. Neraka jomblo bagi Saka yang harus menjawab kurang lebih sembilan pertanyaan jomblo seperti di halaman 14
2. Tingkah polah setiap staf Saka yang usil pada Saka. Salah satunya saat Wati, staf Saka, menyapa Saka
2. Tingkah polah setiap staf Saka yang usil pada Saka. Salah satunya saat Wati, staf Saka, menyapa Saka
"Pagi, Pak Cakra."
"Pagi, Wati." Cakra membalas sapa salah satu sales yang duduk tidak jauh dari ruang kantornya."Udah sarapan, pak?""Udah, Wati.""Udah punya pacar, pak?""Diam kamu, Wati."
3. Usaha Satya untuk memperbaiki keadaan keluarganya
4. Usaha Bu Itje untuk membahagiakan anak-anak
5. Video Pak Gunawan
Buku yang direkomndasikan buat kamu yang ingin belajar makna terdalam dari keluarga.
Keep reading for rest of your life :)
Rating: 5/5
Buku ini masih jadi incaran.... dari beberapa resensi temen, buku ini katanya bagus banget
BalasHapusbukunya sarat makna..
Hapus