Senin, 23 Februari 2015

Angels of Morning Star Club

Judul: Angels of Morning Star Club
Penulis: Lim Se Hyuk
Penerbit: Haru
Cetakan: Pertama
Jumlah Halaman: 370 halaman
Tahun Terbit: 2015
ISBN: 9786027742451 
Genre: Fiksi
Format: Paperback

"Aku baru tahu bahwa ketika Engkau merampas seseorang dari orang lain, itu adalah pertanda bahwa Engkau sedang memperhatikan orang itu. Lalu apabila orang yang Engkau rampas itu berhasil menglahkan kesakitannya, Engkau justru memberikan keuntungan berlipat-lipat dan mengembalikannya pada orang itu."
-Lim Hwi Chan-


Tembak In Jil Boem!
Jangan! Jangan tembak dia!
Kalimat pembuka yang menarik dari Angels of Morning Star Club. Lucunya, ini bukan tentang adegan pembunuhan atau aksi pengejaran tokoh utama. Adalah Lim Hwi Chan yang saat ini tengah menonton film thriller kesukaannya dimana tokoh utamanya tengah mengahadapi pertarungan sengit,

"Aku memiliki genre film favorit sendiri. Isi filmnya harus ada pemutarbalikan fakta dan kehadiran tokoh utama yang dikenai tuduhan palsu."
Begitulah Lim Hwi Chan, laki-laki yang menyukai film thriller dan seringkali menontonnya berulang-ulang, bekerja paruh waktu di toko 24 jam, memiliki kakak perempuan yang gampang menangis, dan satu hal lagi yang penting: dia adalah mantan narapidana perampokan khusus. Seringkali karena label mantan narapidana yang disandangnya, ia mengalami kesusahan. Selalu. Bahkan orang tega menuduhnya atas kejahatan yang sama sekali tidak dilakukan Hwi Chan. 
"Apa menurutmu ada orang yang percaya pada ceritamu tadi? Apa kau percaya kalau ada orang yang punya catatan kriminal sepertimu berkata seperti ini? Atau kau akan percaya pada ucapan seorang anak yang mengaku dipukuli berkali-kali? Ayo jawab! Kau juga, mulailah berpikir pakai logika!Logika!"
Jika ada yang harus disalahkan maka salahkanlah dirinya yang bernasib sial mendekam di penjara dan saat ini, setelah keluar ingin menjadi manusia lebih berguna. Sayangnya tak ada yang mau menerima penjelasan seorang mantan narapidana, bahkan kakaknya pun.
Hal baik datang pada Hwi Chan saat ia membaca iklan tentang klub Morning Star yang berisikan mantan narapidana. Morning Star membuka lowongan untuk anggota baru mantan narapidana yang ingin membantu kegiatan sosial. Merasa tertarik dan putus asa akan kehidupannya, Hwi Chan mendatangi kantor Morning Star dan bertemu dengan tiga punggawa utama klub ini. Ada Paman Park Sun Cheol, Kang Chil Su, dan Sun Heyok. Awalnya ia menyepelekan keberadaan Morning Star hingga ketua/Sun Heyok menegurnya dengan keras. Pertemuannya yang berkesan dengan ketua dan kedua paman lainnya, membuat perubahan hidup yang besar bagi Hwi Chan.

Ide cerita yang disuguhkan pada Angels of Morning Star Club adalah kesempatan kedua untuk seseorang yang pernah sengaja/tidak sengaja bersinggungan dengan dunia penjara. Uniknya buku ini dikemas dengan kisah para mantan narapidana yang bergabung dalam sebuah perkumpulan kegiatan sosial. Anggapan masyarakat bahwa narapidana adalah orang-orang yang bersalah dan patut dijauhi tetap menempel pada mereka meskipun narapidana  ini telah jadi mantan narapidana. Karena nila settitik rusak susu sebelanga. Kesalahan satu kali yang terus diungkit-ungkit seumur hidup. Tentunya label mantan narapidana ini seringkali membuat mereka kesulitan dalam hidup, sering jadi bahan cemoohannya, sering dijauhi, padahal mereka sendiri ada niatan untuk berubah dan berbaur dalam masyarakat. Melalui Angels of Star Morning Club, penulis mengisahkan suka duka menjadi mantan narapidana dari sudut pandang Lim Hwi Chan sebagai "Aku".
Tentu dengan pengambilan sudut pandang orang pertama, akan sulit mengenali bagian lain cerita dengan objektif. Tapi dengan "Aku" akan lebih memudahkan pembaca larut dalam cerita menjadi sosok mantan narapidana Lim Hwi Chan. Rasa sedih, frustasi, gelisah, dan segala kegembiraan yang ditemukan Lim Hwi Chan akan lebih terasa dengan sudut pandang ini. Lim Hwi Chan adalah laki-laki yang memiliki sifat gampang marah pada awalnya, penyayang terhadap kakak perempuan satu-satunya, dan sosok yang bertanggungjawab. Seiring berjalannya cerita, sosok Lim Hwi Chan akan berubah menjadi dewasa dan mengerti akan kesalahan orang lain. Banyak tokoh lain yang berperan dalam novel ini, seperti para anggota pertama klub Morning Star Club. Ada Park Sun Cheol, Kang Chil Su, dan Ketua, Sun Heyok. Tokoh lainnya adalah Su Jeong. Sun Heyok sebagai ketua adalah tokoh yang paling disegani oleh Hwi Chan. Ibaratnya Sun Hyeok ini seperti induk semang dan motivator bagi Hwi Chan. Sedangkan Su Jeong, adalah gadis yang memikat Hwi Chan dengan kebaikan hatinya meski tidak sempurna. Hubungan Hwi Chan-Su Jeong jadi bumbu romance dari buku ini.
Cerita beralur maju, tapi ada bagian saat masa lalu Lim Hwi Chan kembali diceritakan. Membaca kisah Lim Hwi Chan rasanya menyelami kisah inspiratif dari orang yang telah mengalami banyak hambatan hidup. Pembaca akan menemukan berbagai suka-duka hidup Lim Hwi Chan sebagai mantan narapidana. 
Segi penerjemahan, tidak kaku dan cukup luwes. Namun, ada sedikit footnote yang membingungkan. Entah saya yang salah menafsirkan atau memang ada makna kata lain. Jadi di halaman 164, tokoh Su Jeong mengatakan bahwa orang-orang akan datang ke panti asuhan tempat Su Jeong tinggal terutama pada hari raya Sollall dan Chu Seok. Dalam footnote ditulis bahwa, Sollal adalah tahun baru sedangkan Chu Seok adalah hari peringatan kematian atau penghormatan dari para leluhur. Saya baru mendengar istilah Sollal itu merupakan peringatan tahun baru di Korea. Nah, untuk Chu Seok setahu saya ini adalah peringatan Thanksgiving di Korea. Pada hari Chu Seok orang Korea memberikan penghormatan pada para leluhur dan berterimakasih atas hasil panen tahun itu. Jika memakai arti Chu Seok dalam footnote, hal ini akan bersaru dengan peringatan kematian. Bila pernah menonton film/drama Korea, seringkali ada upacara peringatan kematian yang ditampilkan dengan para keluarga berkumpul, lalu ada foto keluarga yang telah meninggal di atas meja, di depannya disediakan bermacam-macan makanan. Hasil mencari di google, upacara ini disebut Jesa. Jesa biasanya diadakan juga pada saat Chu Seok. Hanya saja jika memakai Chu Seok sebagai hari peringatan kematian agak jauh maknanya. Hal lainnya adalah antara Direktur Lee dan DirekturYang. Agak membingungkan di bagian akhir, ada penyebutan nama Direktur Lee sebagai Presiden Direktur dari Thae Seong di halaman 355, padahal nama CEO Thae Seong adalah Yang Man Sik  (halaman 246).
Tampilan fisik, yang menarik adalah kavernya yang menggunakan ilustrasi pewarnaan cat air dan pemilihan kertas kavernya yang bertekstur. Ilustrasi menggambarkan tokoh utama sebagai narapidana dan mantan narapidana yang memakai celemek sebagai seorang pekerja paruh waktu di toko 24 jam. Ukuran huruf di bagian dalam cukup bersahabat. Hanya saja ada bagian tak rata dari pemotongan buku dan hilanganya kata di halaman 300.
Mengesampingkan beberapa hal fisik, dari segi ide cerita buku ini sangat inspiratif. Memberikan padandangan lain bagi pembaca untuk tidak menilai orang akan bercap buruk selamanya dan bahwa masih ada (selalu) kesempatan kedua untuk setiap orang. Salah satu scene favorit adalah saat Lim Hwi Chan mencari kerja, ia dinasehati oleh ketua,
"Tulis seratus surat, kalau masih belum diterima juga siapkan dua ratus lagi. Kalau dua ratus juga belum diterima, tulis tiga ratus surat lagi! Siapa tahu ada perusahaan yang tidak peduli apa kau mantan narapidana atau tidak.
Membaca buku ini seperti belajar untuk terus bersemangat dan memperbaiki diri!

Keep reading for rest of your life :)

Rating: 3/5 
Sumber: Chu Seok, Jesa, dan Sollall



3 komentar:

  1. Wah teliti banget bacanyaa, aku ngga baca footnote Chuseok soalnya udh tau duluan (kebanyakan ntn Korea2an) XD Tapi setelah aku baca2, peringatan kematian emg salah satu kegiatan yg dilakukan wktu Chuseok (menghormati & bersih2 kuburan leluhur gitu) :D Nice review! ;)

    http://id.wikipedia.org/wiki/Chuseok

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, jadi sepertinya peringatan kematian ada dalam rangkaian acara chuseok. Tapi gak bisa dibilang chuseok itu acara peringatan kematian, sepertinya.

      Hapus