Kamis, 30 April 2015

Hujan Matahari

Judul: Hujan Matahari
Penulis: Kurniawan Gunadi
Penerbit: Canting Press
Cetakan: Cetakan Kedua (November 2014)
Jumlah Halaman: 206 halaman
Tahun Terbit: 2014
ISBN: 9786021904817 
Genre: Fiksi, Kumpulan Cerita, Prosa
Format: Paperback
Tulisan adalah kata-kata kesepian. Suara yang tidak keluar dan didengar siapapun. Berbicara dengan diri sendiri. Kesepian adalah keniscayaan
-Kurniawan Gunadi dalam Sepi- 

Hujan Matahari adalah buku kumpulan cerita dan prosa karya pertama dari Kurniawan Gunadi. Beberapa cerita dalam buku ini pernah diterbitkan secara online dalam tumblr. Hujan Matahari bisa dibilang berisi sekumpulan kisah perenungan manusia mengenai cinta dan Tuhan. Saat membaca buku ini, pembaca akan disuguhi kisah-kisah yang manis dan unik. Bisa juga dikatakan buku ini semacam buku motivasi atau self-help. Kebanyakan cerita adalah tentang hubungan perasaan laki-laki dan perempuan. Semisal kisah Para Pencuri.
Dalam Para Pencuri, ada tokoh aku yang berkali-kali mencuri dari seorang ayah. Lalu si tokoh aku mulai bercerita mengenai momen saat ia dan seorang perempuan yang ia cintai melewati perjalanan dalam hujan untuk bertemu si ayah. 
Sengaja aku tidak membawa jas hujan agar kita hujan-hujanan berdua, romantis sekali pasti.
Tokoh aku mencuri dari ayah si gadis. Jadi, nyatanya si aku ini adalah seorang suami yang merasa ia adalah pencuri yang mencuri berkali-kali setiap ia berkunjung ke rumah mertuanya. Ia bersama sang istri akan menengok ayah mertua secara rutin dan setiap kali mereka berpisah, si aku merasa ia telah mencuri dari ayah si istri karena membawa si istri ikut bersamanya untuk pulang ke rumah mereka.  Cerita yang sederhana, tapi ditulis oleh penulis dengan gaya bahasa mendayu-dayu.
Kisah lain tentang perasaan seorang anak negeri tertuang dalam Hikayat Kampus Gajah. Di dalamnya dikisahkan ada sebuah kampus yang favorit yang menjadi tujuan setiap gajah. Dan setiap tahun kampus ini meluluskan banyak gajah yang berpendidikan. Gajah ini akan dilepaskan ke hutan belantara yang rumit. Tapi, saat ini sudah tak banyak gajah yang memilih ke hutan belantara. gajah-gajah ini lebih memilih untuk pergi ke tempat sirkus atau justru kebun binatang.
Namun, urusan ini menjadi sangat memperihatinkan. Beberapa tahun belakangan ini, banyak sekali gajah yang merasa tidak sanggup bahkan sejak jauh-jauh hari sebelum kelulusannya untuk kembali ke hutan belantara.  
Interpretasi dari kisah ini kurang lebih menceritakan keadaan para generasi muda yang telah menempuh pendidkan tinggi. Banyak dari mereka yang lupa untuk berbakti kembali di kampungnya sendiri. Di negerinya sendiri. Kisah ini cukup sebagai tamparan pada generasi muda Indonesia bahwa ada baiknya untuk tetap berbakti pada negeri sendiri, mencintai Indonesia bagaimanapun dan dimana pun mereka bekerja. 
Banyak rasa saat membaca buku ini. Ada kisah galau, sedih, rindu, pengorbanan, jatuh cinta, masa lalu, semuanya penulis ramu dalam cerita dan prosa pendek. Kisah dalam buku ini juga seringkali diakhiri dengan perenungan tentang hubungan manusia dengan Tuhannya. Tentang bagaimana ia tetap menjalani hidup sebagai manusia baik galau atau tidak tanpa melupakan Tuhan dan batas yang dibuat Tuhan. Seperti dalam kisah Kamu Baik, Masa Lalumu Tidak. Cerita ini berkisah tentang penyesalannya tentang masa lalu, harapan masa depan, dan bagaimana hal ini dipicu oleh seorang gadis shalehah. 
Dari segi isi, buku ini dibagi menjadi tiga tema (?) atau kelompok menjadi Gerimis, Hujan, dan Reda. Di tiap bagian berisi kisah-kisah manis dan menggugah dengan gaya bahasa layaknya puisi dan kadang berima.
Perjalanan ini tidak banyak kata,
tapi hati merasakan banyak rasa.
-Para Pencuri-

Orang yang terbiasa sepi akan jatuh cinta pada kesepian. Menyukai waktu-waktu tidak diganggu orang, menyukai perasaannya menjadi sendu. dan kesepian itu pun menjadi candu
-Sepi-

Rasanya buku ini masuk buku motivasi yang tidak menggunakan bahasa menggurui. tapi lebih melalui kisah-kisah inspiratif yang membuat pembaca dapat mengambil kesimpulannya masing-masing. Saat membaca buku ini, saya sendiri cukup heran dengan penulis yang lebih memahami saya sebagai perempuan padahal penulis adalah seorang laki-laki. Tak jarang cerita ini juga membuat saya berkaca-kaca (usap ingus ^^).
Kaver buku juga menarik, menggambarkan Hujan dan Matahari dengan dominan warna kuning, cokelat, dan orange. Lalu ada siluet atau ilustrasi orang-orang yang menggunakan payung. kaver yang sederhana tapi unik. Kemudian di setiap bab juga ada ilustrasi pemisah antara Gerimis, Hujan dan Reda.   
Hujan Matahari untuk yang akan, sedang, maupun sudah menenukan Matahari dan Hujan mereka. Selanat berhujan-hujanan! 


Keep reading for rest of your life ;)
Rating 3/5 

1 komentar: